Hormon Giberelin (Lengkap)
Jumat, 19 Juli 2019
Edit
Zat pengatur tumbuh (ZPT) lain yang sering ditambahkan ke dalam medium selain Auksin adalah Giberellin, ZPT yang dalam bentuk larutan pada temperatur tinggi mudah kehilangan sifatnya sebagai ZPT. Giberellin (Asam Giberellate) dalam dosis tinggi menyebabkan gigantisme, sesuai dari penemuan awal yang menunjukkan bahwa ZPT ini berefek meningkatkan pertumbuhan sampai beberapa kali. Giberellin berpengaruh terhadap pembesaran dan pembelahan sel, pengaruh Giberellin ini mirip dengan auksin yaitu antara lain pada pembentukan akar. Giberellin dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah auksin endogen.
Sekitar tahun 1920 beberapa ahli Jepang menyelidiki suatu penyakit cendawan pada bibit padi. Penyakit ini menyebabkan elongasi batang padi. Diketahui bahwa cendawan yang menyebabkan penyakit tersebut adalah Gibberella fujikuroi. Pada tahun 1926 E. Kurosawa mendapatkan bahwa cendawan tersebut mengeluarkan suatu zat ke dalam kultur media yang jika diberikan kepada tanaman padi sehat akan memberi gejala penyakit yang sama. Zat tersebut diberi nama giberelin A, ternyata dapat juga menyebabkan perpanjangan batang pada berbagai tanaman.
Penyelidikan orang-orang Jepang ini tidak banyak menarik perhatian orang di luar Jepang. Sampai pada akhir perang dunia II beberapa team ahli dari Inggris dan Amerika Serikat mengunjungi Jepang dan menyadari akan penelitian-penelitian mengenai giberelin ini. Sesudah studi yang mendalam di tiga Negara tersebut diketahui bahwa giberelin A terdiri dari sekurangkurangnya 6 macam giberelin yang disebut GA1, GA2, GA3, GA4, GA7, dan GA9.
Giberelin yang umumnya tersedia di pasaran adalah GA3 dan giberelin ini yang banyak dipergunakan pada penelitian-penelitian fisiologi tumbuhan. Di dalam diskusi giberelin atau GA dipakai untuk giberelin yang telah diketahui struktur kimianya (GA1, GA3, GA7, dan seterusnya) sedangkan zat-zat yang aktivitas biologisnya seperti GA tetapi belum diketahui struktur kimianya disebut gibberellin like compounds (GAL)
Giberelin padaTumbuhan Berhijau Daun
Dengan dikembangkannya cara-cara analisis yang baru didapat bahwa ekstrak dari kebanyakan tumbuhan mempunyai aktivitas GAL. Studi selanjutnya menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan yang berhijau daun mengandung jenis-jenis GA yang serupa dengan GA yang diisolasi dari Gibberella fujikuroi maupun beberapa jenis GA yang baru.
Pada saat ini telah diketahui lebih dari 50 GA dan lebih dari 40 GA yang terdapat pada tumbuhan. GA yang paling umum adalah GA, GA3-8, dan GA17-20, dan yang lain hanya terdapat pada spesies tumbuhan tertentu. Jadi GA bukan saja hasil metabolisme dari cendawan dengan pengaruh fisiologis yang menarik pada tumbuh-tumbuhan, tetapi juga merupakan zat pengatur tumbuh yang endogen. GA ini terdapat pada berbagai organ dan jaringan tumbuhan seperti akar, tunas, mata tunas, daun, bunga, bintil akar, buah dan jaringan kalus.
Pengaruh Fisiologis dari Giberelin
Kebanyakan tanaman berespons terhadap pemberian GA dengan pertambahan panjang batang. Pengaruh GA terutama di dalam perpanjangan ruas tanaman yang disebabkan oleh bertambah besar dan jumlah sel-sel pada ruas-ruas tersebut. Brian dan Hemming melihat bahwa GA mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tanaman yang normal dan tanaman yang kate. Bila tanaman kapri dari kultivar yang kate disemprot dengan GA maka teijadi perpanjangan batang dan tinggi tanaman tersebut serupa dengan tanaman yang normal. Sebaliknya jika tanaman dari kultivar yang normal diberi GA, maka tanaman tersebut tidak berespons. Ada kurang lebih 20 kultivar jagung kate (sifat genetik) diberi perlakuan GA. Sebagian dari kultivarkutivar tersebut berespons terhadap pemberian GA dan sebagian tidak. Mungkin jagung-jagung kate yang berespons, kekurangan GA endogen dan yang tidak berespons mempunyai proses biokimia yang lain untuk sifat kate yang tidak ada kaitannya dengan kandungan GA endogen.
Selain perpanjangan batang, giberelin juga memperbesar luas daun dari berbagai jenis tanaman, jika disemprot dengan GA. Demikian juga terhadap besar bunga dan buah. Besar bunga dari tanaman Camelia dan Gerannium akan bertambah jika diberi GA eksogen. Ukuran buah dari beberapa tanaman buah-buahan seperti anggur akan bertambah besar jika diberi GA. Giberelin juga mendorong pembentukan buah partenokarpi (tanpa biji) pada buah anggur dan pada buah-buahan lainnya.
Di samping mempengaruhi besamya organ tanaman, GA juga mempengaruhi proses-proses fisiologis lainnya. Kebanyakan tanaman memerlukan suhu dingin (2° sampai 4°C) selama periode waktu tertentu diikuti hari panjang untuk dapat berbunga. Pada tanaman-tanaman tersebut suhu dingin menyebabkan teijadinya ''balting'' (perpanjangan batang) yang mengawali proses pembungaan tersebut. GA dapat mengganti pengaruh suhu dingin pada tanaman-tanaman tersebut dan dapat mendorong terjadinya pembungaan.
Telah diselidiki juga bahwa proses dormansi dari beberapa biji dan mata tunas dapat dihilangkan dengan pemberian GA. Pada biji- biji tersebut perkecambahan dapat diawali dengan naiknya kadar GA endogen biji. Pada biji-biji tersebut dormansi disebabkan oleh rendahnya kadar GA endogen, sehingga dormansi dapat diatasi dengan pemberian GA eksogen. Mekanisme yang serupa juga terdapat pada mata tunas tidur (dorman).
Pada proses pembelahan sel dan pembesaran sel bukan saja dipengaruhi oleh GA tetapi juga oleh auksin. Perbedaan antara giberelin dan auksin dalam proses tersebut adalah bahwa GA lebih efektif pada tanaman yang utuh sedangkan auksin pada potongan-potongan organ tanaman seperti pada stek akar, stek tunas, dan lain-lain.
Bentuk-bentuk Giberelin dalam Tanaman
Telah diketahui bahwa lebih dari 50 jenis GA telah diisolasi dan didentifikasikan. Tiap- tiap jenis tanaman mempunyai beberapa jenis GA tertentu. Metzger dan Zeev Vart (1980) mendapatkan 6 macam GA pada akar bayam Amerika (spinach) yaitu : GA17, GA19, GA20, GA29, GA44, dan GA53, Jenis-jenis GA yang sama juga terdapat pada biji muda dari Vicia faba. Pada biji kacang kapri (Cv Progrees No. 9) yang sedang mengalami proses pematangan terdapat 7 jenis GA yaitu: GA9, GA17, GA20, GA29, GA38, GA44, dan GA51 (Sponsel dan McMillan, 1978). Pada waktu biji tersebut matang tidak terdapat GA - GA yang bebas lagi, hanya terdapat "giberelin like" yang tidak mempunyai aktivitas biologis lagi.
Selain GA bebas, di dalam tanamanpun telah ditemukan berbagai bentuk GA yang terikat. Contoh: glukosa yang mengikat GA bebas, yang satu melalui gugus hidroksil (GA1 -glukosida) dan yang lain melalui gugus karboksil (GA4 -glukosil ester). Belum begitu jelas apakah bentuk terikat ini berfungsi sebagai GA cadangan atau GA untuk ditranslokasikan atau kedua-duanya.
Sampai saat ini belum bisa dipahami mengapa tumbuh-tumbuhan mempunyai begitu banyak GA. Apakah itu bukan suatu "artifac" (tetjadi selama prosedur ekstrak). Mungkin tidak semua GA yang terdapat dalam tanaman itu aktif. Perlu penelitian lanjutan mengenai aktivitas dari jenis-jenis GA yang bebas itu, juga terhadap bentuk-bentuk terikat dari GA - GA tersebut.
Sumber: http://digilib.unimed.ac.id
Berikut lebih lengkap fungsi-fungsi Giberelin:
- Membantu pertumbuhan tunas embrio
- Membantu perkecambahan embrio
- Membantu merangsang pembentukan enzim amylase, maltase, dan pemecah protein
- Membantu pembentukan biji
- Munculnya buah tanpa biji
- Mampu memecah senyawa amilum untuk menghasilkan senyawa glukosa
- Meninggikan tumbuhan kerdil menjadi tumbuhan normal
- Membantu dalam proses pembentukan biji
- Merangsang serbuk sari atau polen
- Membantu memperbesar ukuran pada buah
- Membantu merangsang pembentuka bunga
- Membantu menghentikan masa dorminasi biji (kebalikan hormone sitokinin)
- Dengan konsentrasi rendah, tidak merangsang pembentukan akar
- Dengan konsentrasi tinggi, bisa merangsang pembentukan akar
- Membantu pembentukan bunga
- Membantu mempercepat pertumbuhan
- Mempu menyebabkan tanaman berbunga sebelum musimnya
- Membancu mempercepat aktivitas kambium
- Membantu perkecambahan biji